katek urusan.flv



PALEMBANG PUNYA PONJEN



HADIAH BUAT SUMSEL

Adalah ruang kosong yang dimanfaatkan oleh PONJE’N untuk berkreasi dalam album ‘ADO BATES’, ruang kosong itu adalah Sumsel, dimana tak ada kreator musik yang menyentuhnya. PONJE’N kini telah mengisi ruang kosong tersebut, dengan melahirkan album ‘ADO BATES’, yang berisi 10 lagu berbahasa Palembang.

Selama ini di Sumsel tak pernah kita temukan kelompok musik yang melahirkan album mengangkat bahasa Palembang secara utuh, di tahun 70an alm. Karel simon bersama kelompok musik ‘NO WING’ pernah melahirkan album bermuatan lokal, akan tetapi ‘NO WING’ mengangkat pelbagai bahasa daerah seperti Lahat, OKU, OKI, Muara Enim, dll, sementara PONJE’N menkhususkan album yang mengangkat bahasa Palembang dengan total.

Sebagai ibukota provinsi Sumsel, Palembang memiliki bahasa yang khas, berangkat dari kekhasan inilah PONJE’N meramunya menjadi karya yang unik. Kita patut bangga memiliki PONJE’N yang telah melahirkan album berbahasa Palembang, dan belum pernah ada di tanah air ini.

Memang ada beberapa lagu yang mengangkat bahasa Palembang kepermukaan, seperti ‘Melati karangan’ karya alm. Nungcik Alidin, ‘Cuk Mailang’ karya NN, ‘Ya Saman’ karya Kamsul A. Harla, ‘Wak Iyeng’ karya Cipto Sekojo, akan tetapi yang berwujud sebuah album, dan album tersebut diusung oleh kelompok musik bukan perorangan, belum pernah ada terkecuali PONJE’N dengan album ‘ADO BATES’nya.

Perlu kita acungkan jempol, album ‘ADO BATES’ ini dipersembahkan khusus bagi pecinta musik Indonesia, dan menjadi hadiah buat Sumsel, sekali lagi kita sebagai warga Sumsel patut bangga memiliki PONJE’N, PONJE’N memang punyo kito!!


“PONJEN” CIKAL BAKAL BANGKITNYA MUSIK PALEMBANG

Terang itu pasti akan datang, asa itu selalu dipertahankan oleh seorang Japilus Mursalin, atau yang dikenal dengan Filuz “Yakwa”. Berbekal dengan semangat yang tiada henti, akhirnya tuntas sudah penggarapan album “PONJEN” dengan judul Ado Bates”.

Seiring dengan promo album ‘Ado Bates’, PONJEN telah memulai promo tour dengan konsep: Desa menyerbu kota. Itu dibuktikan dengan tampilnya PONJEN sebagai bintang tamu pada acara akbar yang diselenggarakan KNPI Lubuk Linggau, yang bertema THREE 3 D DAY’S, dibuka dan ditutup langsung oleh Wakil Walikota Lubuk Linggau Bapak Drs Prana Sohe SH.

Penampilan PONJEN disambut antusias masyarakat, yang berbondong-bondong datang untuk menyaksikan acara akbar tersebut, meskipun hujan terus mengguyur malam penutupan acara.

Lagu-lagu PONJEN yang cenderung jenaka tetapi sesungguhnya penuh dengan pesan moral, sehingga merubah suasana menjadi ceria, dan tak urung membuat Wawako Lubuk Linggau tertawa gembira bersama massa yang ada.

Rencana ke depan PONJEN akan melakukan promo tour di berbagai daerah lainnya. PONJEN juga mengajak segenap seniman SUMSEL umumnya untuk terus bangkit dan berkarya, juga saling rangkul, karena tanpa kebersamaan kita tak mungkin menjadi tuan rumah di daerah kita sendiri.

PONJEN UNTUK SUMSEL, SUMSEL BANGGA MEMILIKI “PONJEN








Perkawinan Global & Lokal

Album ADO BATES yang sedang menunggu proses video klip ini terlahir dari potret kehidupan sehari-hari. Bahasa yang dipakai pun adalah bahasa Palembang sehari-hari, bukan bahasa orang Palembang asli, akan tetapi bahasa orang Palembang pendatang atau dapat juga dikategorikan bahasa Palembang gaul (slenge’an).

Ado Bates adalah perkawinan antara musik-musik global seperti Blues, Rock, Funky, Reggae, Country, Disco, dengan musik-musik lokal seperti Melayu, Mandarin, Sunda, Jawa, serta daerah-daerah yang ada di Sumatera Selatan.

Ado Bates termotivasi oleh sikap alm. Eka Pascal (seorang pejuang seni berasal dari Pagaralam, Sumatera Selatan), yang ingin mengangkat musik Rejung yang nyaris mulai ditinggalkan generasi muda saat ini.

“Selera kita boleh saja global, tetapi kita berbasis lokal,” begitulah ucapan yang sering dikatakan Alm. Eka Pascal sebelum meninggal dunia.

Berangkat dari kesadaran itulah, kami bersama beberapa musisi palembang merealisasikan impian tersebut.

Dan hasil dari kami adalah ramuan musik global dengan musik lokal, seperti pada lagu ‘Kelakar Betok’ ada perpaduan antara gaya Funky, Rock Reggae, Balada, dengan Rejung Besemah, Keroncong, dan Syalendro.

Pada lagu ‘Yakwa’ ada perkawinan Reggae, Funky, Blues, Rock, Balada, dengan musik Jatilan (kuda Lumping) Jawa tengah, irama-irama Melayu, serta Tanjidur.

Begitu pun lagu ‘Belinjangan di BKB’ ada perjodohan antara Reggae, Country, Blues, dengan Keroncong, Gamangkromong, dan Mandarin.

Lagu-lagu yang lainnya juga memadukan musik global dengan musik lokal.


Filuz ‘Yakwa’ bikin PONJEN

...Pasar Sekanak di Simpang Suro
Ngisep rokok sambil ketawo
Kalu beranak berijo-rijo
Broyotla banyak nak majo galo
a…yakwa..yakwa..yakwa..yakwa
a…yakwa..yakwa..yakwa..yakwa


Lirik di atas merupakan penggalan lagu Yakwa, salah satu lagu yang pernah digemari masyarakat Palembang dan sekitarnya di tahun 2003 hingga 2004.

Di awal tahun 2009 ini, Filuz, pengarang lagu Yakwa*, sedang mempersiapkan album bertitel ‘Ado Bates’, yang berisi 10 lagu dan seperti khasnya Filuz, liriknya menggunakan bahasa Palembang.

Album Ado Bates akan diangkat ke permukaan oleh group musik PONJEN, kelompok musik yang dibentuk Filuz pada malam Selasa 19 Mei 2008 bersama kawan-kawan sejawat di studio BSA (Bayangan Semesta Alam), jalan Talang Ratu Palembang.

Adapun ke-10 lagu tersebut berjudul:

- Dak Katek Urusan,
- Bedengkang BLUES,
- PLAYBOY Buntu,
- Belinjangan di BKB,
- Kelakar Betok,
- MY…. SARO,
- Nak Pempek Tula,
- Ado Bates,
- Yakwa,
- DINDO Maapke KANDO.

Filuz yang sejak 1983 malang-melintang di dunia musik, dan pernah belajar kesenian kepada WS Rendra, Emha Ainun Najib, Sawung Jabo, Franky Sahilatua, serta Iwan Fals ini, mengucapkan sungguh bersyukur bertemu dengan seorang Ahmad Syahroni, seorang notaris dan pembina BSA studio, yang mempunyai perhatian khusus kepada musisi-musisi palembang.

"Mudah-mudahan di Palembang ini akan lahir orang-orang seperti Kak Roni," kata Filuz yang terbiasa menyebut Ahmad Syahroni dengan panggilan Kakak. "Dengan dibina kak Roni, saya hanya berkarya dan latihan saja, tidak perlu memikirkan yang lain-lain, seperti recording, penggadaan, pemasaran, hak cipta, dan lain-lain."

PONJEN digawangi Bakar( Drums ), Iwan ( Bass ), Hardi ( electric Guitar ), Evan, patick ( backing vocal ), Filuz ( vocal, harmonica, akustik Guitar ). Sejak berdiri malam Selasa 19 Mei 2008 yang lalu, para personil PONJEN ini telah melaksanakan latihan rutin.

"Mudah-mudahan di tahun 2009 ini Ponjen akan meluncurkan album Ado Bates, entah kapan, yang jelas tidak ada target, semua sesuai ketentuan sang Pencipta, kita hanya menjalani saja’, Ujar Ahmad Syahroni di kantornya di bilangan jalan A. Rivai.


*Yakwa: artinya Ya Allah!
Lagu ini dikarang oleh 2 orang, yaitu Conie Sema dan Filuz.

PONJEN's Fan Box

PONJEN on Facebook

Cari Blog Ini




PONJEN

Foto saya
PALEMBANG, SUMSEL, Indonesia
GROUP MUSIK YANG MENGANGKAT BAHASA DAERAH DENGAN MEMAKAI MUSIK MODERN DIOLAH DENGAN MUSIK BUDAYA INDONESIA